Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kali ini, kita akan membahas tentang makna akidah atau tauhid. Kami akan mengupas kedua kata tersebut secara mendalam, dan pada akhirnya kami akan menjelaskan tentang iman. Akidah berasal dari kata “aqada”, yang terdiri dari tiga huruf, yaitu ‘Ain, Qaf, dan Dal.
Aqada berarti mengikat, seperti contohnya ketika seseorang mengikat suatu perjanjian. Dalam bahasa Arab, konsep mengikat ini sering kali digambarkan dengan kata “aqdun” atau aqada, yang juga bisa diartikan sebagai perjanjian.
Sebagai contoh, akad nikah merupakan perjanjian antara dua pihak, yang juga dikenal dengan istilah “aqad”.
Ketika kita mempelajari akidah, sebenarnya kita sedang mempelajari perjanjian apa yang kita lakukan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akidah pada dasarnya adalah perjanjian seorang hamba dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menceritakan dalam Alquran bahwa sebelum kita ditiupkan ruh, kita diminta untuk mengakui-Nya sebagai Tuhan kita. Kita menyatakan pengakuan tersebut, dan karena itu kita disetujui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk ditiupkan ruh.
Perjanjian ini kemudian ditegakkan saat kita mencapai usia baligh dan menerima tanggung jawab dan beban-beban syariat. Pada titik ini, kita disebut sebagai “aqadal maru aqidatahu”, yang berarti seseorang telah berjanji dengan akidahnya.
Namun, kita akan menjelaskan konsep-konsep seperti ateisme, agnostisisme, dan konsep keagamaan lainnya, agar kita dapat memahami perbedaan antara orang yang beragama dan yang tidak.
Selanjutnya, mengenai tauhid, itu adalah aspek dari akidah yang menyatakan bahwa hanya Allah yang menciptakan dan hanya kepada-Nya kita bersujud.
Tauhid menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki sifat-sifat yang berbeda dari makhluk-Nya, seperti Asmaul Husna. Tauhid berasal dari kata “wahada”, yang berarti menyatukan atau mengesakan.
Iman, di sisi lain, berasal dari kata “Aminah”, yang berarti aman atau nyaman. Iman mengandung makna keyakinan seseorang terhadap orang lain, sehingga membuatnya merasa aman.
Dalam konteks Islam, iman adalah keyakinan terhadap enam rukun iman, yaitu beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir Allah.
Semoga dengan pemahaman ini, kita dapat merasakan kedalaman iman dan akidah dalam hati kita. Ilmu akidah bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana kita menghayatinya dalam hati.
Ini akan membuat hidup kita lebih kokoh dan yakin akan tujuan di balik segala hal yang terjadi. Dengan demikian, mari kita bersama-sama menjelajahi mata kuliah ini dengan penuh keyakinan dan penghayatan.
Semoga Allah memudahkan perjalanan kita. Aamiin.